rarangselatan.desa.id - Jamkesnews - Selama ini banyak masyarakat awam berpikir bahwa maag hanyalah penyakit sepele yang bisa hilang seiring berjalannya waktu. Nyatanya, Maag merupakan penyakit yang menyerang lambung manusia yang dipicu oleh tingginya kadar asam lambung.
Tingginya asam lambung ini dipengaruhi oleh pola makan yang tidak teratur. Misalnya, selalu makan terlambat dan mengkonsumsi makanan dalam porsi besar secara mendadak. Jika tak ditangani dengan baik, maag bisa berubah menjadi maag kronis yang bisa berbahaya bahkan menuntun pada kematian.
Saiful (29) adalah salah satu peserta JKN-KIS dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). Saiful menceritakan pengalaman adiknya, Dania (11) yang didiagnosa terkena penyakit maag kronis.
“Waktu itu sekitar bulan November 2017 lalu, adik saya memang punya kebiasaan menunda makan. Awalnya saat itu dia makan buah durian padahal belum makan nasi. Saya sudah wanti-wanti agar makan nasi terlebih dahulu karena saya tahu perutnya belum terisi makanan apapun. Namun ucapan saya tidak dihiraukan olehnya. Akhirnya yang saya khawatirkan pun terjadi, selang beberapa jam pada malam harinya, adik saya tiba-tiba muntah terus. Orangtua khawatir karena kondisi adik yang sangat lemas sehingga langsung dilarikan ke RSUD Ade M Djoen Sintang sekitar pukul 03.00 WIB," ingat Saiful.
Setelah menjalani pemeriksaan, Dania didiagnosa terkena maag kronis dan harus mendapatkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit, jadilah ia dirawat inap selama 3 hari. Rasa khawatir sempat dirasakan Saiful, lantaran dirinya sering mendengar kabar bahwa Program JKN-KIS tidak menjamin penyakit maag.
Rasa khawatir Saiful ditepis saat hari keempat kepulangan adiknya. Saiful terkejut ketika proses administrasi selesai ternyata biaya perawatan adiknya selama 3 hari di rumah sakit sepenuhnya dijamin oleh Program JKN-KIS sehingga diirnya tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun.
“Saya tidak menyangka segala biaya perawatan dan pelayanan kesehatan Dania selama 3 hari di rumah sakit dijamin oleh Program JKN-KIS. Saya benar-benar berterima kasih karena dengan JKN-KIS saya merasa dilindungi jika sewaktu-waktu ada permasalahan kesehatan. Namun tentunya yang utama saya tetap berdoa kepada Allah SWT semoga keluarga saya selalu diberikan kesehatan,” ujar Saiful.
Kendati demikian, Saiful berharap dengan pengalaman yang didapatkannya menjadi sebuah pelajaran bagi seluruh peserta JKN-KIS, bahwa program ini memang terbukti nyata membantu pesertanya terutama dalam hal memperoleh kepastian jaminan kesehatan. Menurutnya, Program JKN-KIS sangat baik, tinggal ikuti saja prosedur dan ketentuannya yang berlaku maka semuanya akan lancar dan nyaman.
“Saya pribadi berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat pada program ini, dan berharap program ini terus berkelanjutan karena memang manfaatnya yang luar biasa. Selain itu, yang sangat penting jangan menyebarkan berita negatif yang sejatinya tidak benar, apalagi hanya karena mendengar informasi dari orang lain yang tidak jelas kebenarannya. Program ini mungkin belum sempurna, tapi manfaatnya sudah banyak dirasakan oleh peserta dan sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, jkn-kis berikan jaminan kepastian kesehatan kepada seluruh pesertanya” tutup Saiful. (FR/oo)