TERARA, Warta Rinjani—Potensi peternakan di Desa Rarang Selatan, Kecamatan Terara Lombok Timur (Lotim) cukup menjanjikan. Di desa ini tidak sedikit warganya yang berprofesi sebagai peternak.
Mahasiswa Universitas Mataram (Unram) yang sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa itu mengajarkan warga membuat pakan fermentasi. Dengan membuat pakan fermentasi diharapkan para peternak terbantu.
Ketua Kelompok KKN Unram Desa Rarang, Apillia Nisful Ramdhany EH mengataka, keberadaan pakan fermentasi ini sudah tidak asing bagi banyak peternak. Namun demikian, khusus di Pulau Lombok, masih jarang yang menerapkannya.
“Kelebihan pakan fermentasi ini sangat banyak. Peternak tidak perlu lelah mengarit rumput untuk pakan ternaknya,” ucapnya, saat mensosialisasikan pakan fermentasi, di Dusun Kamput, Rabu (29/1).
Kelebihan pakan fermentasi, jelasnya, tidak tergantung pada cuaca dan musim. Baik itu saat musim hujan maupun kemarau.
Di musim hujan misalnya, peternak bisa menyetok pakan dan membuat sebanyak-banyaknya sebagai persediaan di musim kemarau. Akan halnya ketika musim kemarau, peternak tidak perlu khawatir dengan persediaan rumput pakan. Ini karena bahan baku pakan yang difermentasi bisa dari kedebong (batang pisang) atau jerami. Selain itu, bisa juga melalui daun dan rumput-rumput kering.
Sosialisasi yang digelar ini disebutnya bukan yang pertama kalinya. Kegiatan serupa pernah dilaksanakan tiga kali sebelumnya.
Hanya saja, bahan baku pakan yang difermentasi adalah batang bisang. Cara membuat pakan ini adalah dengan mengiris kedebong itu berukuran 3-5 sentimeter dan dicampurkan EM 4 serta air gula.
Katanya, peternak sudah seharusnya menggunakan sistem pakan fermentasi dan meninggalkan pola ternak tradisional. Penyebabnya, dengan menggunakan pola pakan fermentasi, peternak akan bisa lebih efisien dari sisi waktu. Selain itu, keuntungan yang dihasilkan bisa lebih banyak.
“Kalau peternak tradisional hanya sanggup memelihara 2 ekor sapi maksimal, tapi kalau dengan sistem pakan fermentasi, jumlah itu terlalu sedikit,” ucapnya.
Di lain sisi, jelas Apillia, kelebihan pakan fermentasi bisa menjadikan sapi lebih bernafsu makan. Dengan begitu, sapi akan lebih cepat gemuk.
Sementara itu, Sekdes Rarang Selatan, Masni menjelaskan, mahasiswa KKN selama berada di sini diharapkan bisa berkontribusi untuk desa. Kontribusi itu dapat melalui inovasi dan yang lainnya yang bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat.
“Mereka kita harapkan bisa memberikan ide-ide segar. Inovasi-inovasi untuk kemajuan desa ini sangat kita butuhkan,” tegasnya.
Ia pun meminta warga yang berprofesi sebagai peternak tidak terpaku dengan sistem pemeliharaan tradisional. Sudah waktunya warga beralih ke sistem pakan fermentasi jika ingin lebih maju.
“Hasil dari olahan pohon pisang ini sangat bagus untuk sapi. Baik menjadikan dagingnya banyak, nafsu makan sapi itu tinggi dan bila sapi betina baik untuk indukannya karena banyak air susunya,” ucapnya. (cr-sul)
Berita & Photo : Sulpi/Warta Rinjani
Berita Photo : “SOSIALISASI” Warga Dusun Kamput, Desa Rarang Selatan diberikan sosialisasi penggunaan pakan fermentasi untuk ternak sapi.