Desa wisata berkembang terbaik nasional, Kembang Kuning Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur (Lotim) terus berbenah. Salah satu dirancang adalah membangun kampung tradisional. Sebuah perkampungan yang di dalamnya hidup aktivitas warga secara tradisional.

“Nanti kita akan gunakan hadiah Rp 400 juta itu,” ungkap Kepala Desa Kembang Kuning, H. Lalu Sujian saat ditemui di Bale Kembang Kuning, salah satu homestay yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Dijelaskan Mamiq Sujian, panggilan akrab Kades Kembang Kuning dua periode ini, tradisi-tradisi lama Suku Sasak ini akan dihidupkan kembali. Kembang Kuning, Lombok secara umum memiliki tradisi yang unik dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. “Ada orang tua yang sedang mamaq (mengunyah daun sirih bercampur pinang),” tuturnya.

Kegiatan tersebut, ujarnya, bisa dikemas menjadi tujuan wisata dan diyakini, kampung tradisional akan ramai dikunjungi wisatawan.  Meski demikian, ujarnya, Kampung Tradisional sudahada di Kembang Kuning, yakni Dusun Benteng. Terdapat ada 100 KK di Dusun Tradisional Kembang Kuning ini yang tetap mempertahankan tradisi-tradisi lama tersebut. Selain mamaq, ada juga aktivitas pengambilan air di mata air menggunakan alat tradisional. Kemudian disimpan dalam bong (tempayan).

Saat ini, tinggal butuh sentuhan pembenahan dan dibuatkan paket wisata. Dalam pengemasan wisata, Kembang Kuning tak sendiri. Paket wisata tour ke destinasi wisata lain juga dibuat. Seperti trip ke Gili Kondo dengan membangun kerjasama dengan para Pokdarwis, sehingga bisa dirangkai beberapa kegiatan kunjungan wisata.

Selanjutnya, pasca dinobatkan sebagai desa wisara berkembang terbaik nasional, Kembang Kuning ini tak pernah sepi dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara. Tidak jarang juga yang datang untuk studi banding pengembangan desa wisata.

Disebut banyak desa di Lotim saat ini ingin jadi desa wisata. Menurut Sujian, kemunculan desa desa wisata baru itu cukup positif. Potensi Lotim sebagai desa wisata ini sangat besar. Banyak kekayaan alam yang bisa dikemas menjadi produk jualan kepada para wisatawan. Seperti Desa Kerongkong Kecamatan Suralaga yang diketahui sebagai penghasil salak dan cabai. Potensi salak yang dimiliki bisa dibuatkan menjadi kripik salak dan banyak lagi potensi lainnya yang tak kalah menarik.

Sumber: suarantb.com