Bermula dari buta perangkat komputer, Muhamad (29) justru menjadi pelopor bagi desa-desa untuk meningkatkan mutu pelayanan administrasi. Dengan kemauan dan ketekunan, dia menerapkan sistem informla desa (SID). Dia pun kemudian diberi julukan “Kepala Urusan Komputer”. Julukan itu lebih populer dibandingkan dengan jabatan sebenarnya sebagai Kepala Urusan Pemerintahan di Desa Rarang Selatan, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Oleh Khaerul Anwar
Muhamad tergerak hatinya untuk meningkatkan pelayanan pemerintah desa yang masih lambat. Dia berharap penyelenggaraan tata kelola pemerintah desa bisa berjalan efektif dan efisien. Untuk itulah, dia bersemangat memanfaatkan teknologi informasi dengan semaksimal mungkin.
Realitas pelayanan pemerintah desa diakuinya tidak berjalan dengan baik. Misalnya, untuk membuat surat keterangan kelahiran harus dikonsep di atas kerta, kemudia ditulis di komputer dan dicetak. Padahal, tidak semua sumber daya manusia bisa mengonsep dan membuat berbagai surat keterangan yang diterbitkan pemerintah desa.
Untuk mengubah kondisi itu, Muhamad menjatuhkan pilihan pada SID untuk menyelesaikan ebrbagai persoalan, seperti data penduduk yang tidak akurat dan pelayanan administrasi yang lamban. Apalagi, sistem informasi online sejalan dengan berbagai kebijakna pemerintah pusat.
Salah satunya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang menggunakan sistem komputer yang harus ditampilkan secara daring. “Dokumen ditampilkan lewat online, saya pikir adalah pembelajaran terhadap transparansi dan akuntabilitas di tingkat desa,” ujarnya.
Julukan Kaur Komputer kepada dirinya terjawab saat dia bertemu Rusli, Kaur Kesra Desa Lando, Lombok Timur, yang tengah belajar SID. “Tidak sampai dua kali Anda isap rokok, data sudah masuk dalam sistem (SID) di laptop Anda,” ujar Muhamad.
Setiap kali bertemu dengan kepala desa dan staf desa, SID menjadi topik yang paling banyak dibahas. Mereka sering bertanya bagaimana mengunduh dan mengunggah data serta mengatasi komputer yang error. “Saya kasih tau caranya, begini-begini. Mungkin itu yang membuat saya dijuluki Kaur Komputer,” ujar Muhamad sambil tertawa.
Pelayanan cepat
Dengan pengetahuannya tentang teknologi informasi (TI) yang dipelajari secara otodidak, dia berupaya mengatasi kendala dalam tugasnya. Ia mencari informasi lewat internet dan menemukan Desa Tambakrejo, Jawa Tengah, yang mengembangkan SID dalam pelayanan pemerintahan. Dia pun mengunduh aplikasi SID yang berisi 15 menu tersebut dan menerapkannya untuk mendukung pekerjaannya sehari-hari.
Muhamad semakin bersemangat ketika diundang oleh Kompak, lembaga swadaya yang didanai Pemerintah Australia yang antara lain menggarap peningkatan mutu pelayanan pemerintah, untuk mengikuti pelatihan SID. Sistem informasi pembangunan desa merupakan implentasi dari Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
Sepulang dari pelatihan, Muhamad mulai bergerak membenahi data penduduk dan potensi desa yang dimasukkan dalam SID< termasuk menyediakan formulir dan beragam model surat guna mendukung pelayanan singkat dan cepat bagi warga.
“Hasilnya, untuk pelayanan surat-menyurat, tidak lebih dari dua menit,” katanya. Kiprah Muhamad tercium oleh para kepala desa dan anggota staf desa di Lombok Timur. Tak ayal, Kantor Desa Rarang Selatan kemudian nyaris tidak pernah sepi oleh anggota staf desa lain yang ingin belajar SID.
Agar proses belajar itu berkesinambunga, Muhamad membentuk forum “Bakso Lotim”, singkatan dari Bikin Administrasi Kependudukan secara Online Lombok Timur. Forum yang mengadakan pertemuan setiap bulan itu beranggotakan para operator dari perangkat desa.
Dari pertemuan itu, Muhamad menlopori penyederhanaan basis data, seperti 80 model surat diseerhanakan menjadi 64 model surat sehingga surat tidak perlu salin tempet (copy paste) juga mempersingkat pelayanan. Pekerjaan Muhamad semakin mudah ketika Pemerintah Kabupaten Lombok Timur membantu mendapatkan web desa (rarangselatan.desa.id) ke Kementrian Komunikasi dan Informatika.
Menjadi contoh
Kemampuan Muhamad menjadi melek teknologi lewat perjalanan panjang dimulai sebagai tukang sapu di Madrasah Aliyah Darul Atam, Desa Jerowaru, Lombok Timur, sekaligus sekolahnya. Ia belajar mengoperasikan komputer dari seorang guru di MA itu. “Bagaimana memencet tombol-tombol keypad komputer, nge-print pun saya awam,” ujarnya.
Muhamad tak patah semangat untuk belajar mengenai TI dan bertanya kepada orang lain tentang pengetahuan dasar-dasar komputer ataupun belajar menjelajah dunia maya melalui internet. Dengan kemampuannya, Kepala sekolah MA menaikkan pangkatnya dari tukang sapu, mencuci piring, dan pembersih WC menjadi kepala perpustakaan dan kepala tata usaha sekolah itu.
Dari honor sebagai pegawai di sekolah swasta itu, Muhamad menyisihkan untuk membayar kuliah di Universitas Nahdlatul Wathan Mataram. Beruntung pula ada seorang yang membiayai kuliahnya sampai semester IV. Meraih gelar sarjana adalah dambaannya. Dia ingin menajdi contoh bagi rekan sebayanya di kampung yang dengan kehidupan ekonomi orangtuanya lebih baik, justru abai terhadap pendidikan.
Kepeduliaan orangtua terhadap endidikan anak-anaknya juga dialami Muhamad. “Ayah saya (Sahnun) maunya selepas MA, saya jadi TKI (tenaga kerja Indonesia) di Malaysia. Saya hanya menjawab dengan air mata ketika ayah menyuruh saya menjadi TKI,” ujarnya.
Sejak SD dan SMP, dia membantu orangtuanya, seorang buruh tani, menggembalakan sapi miliknya.
Semasa itulah Muhamad bercita-cita, “Saya tidak harus mencari makan jadi pengarat (penggembala), tetap saya harus mencari penghasilan lewat pulpen. Alhamdulillah, Allah mengabulkan cita-cita saya dengan apa yang saya dapatkan saat ini,” ujar Muhamad. Bahkan, dia membuat kejutan bagi orangtuanya, yang diajak mendampingi saat diwisuda.
Kemampuan dan penguasaan TI Muhamad diketahui perangkat Desa, Rarang Selatan, yang memintanya pulang kampugn membangun desanya. Tahun 2015, Muhamad terpilih sebagai Kaur Pemerintahan Desa Rarang Selatan. Dari sini Muhamad mencoba mewujudkan cita-citanya membangun Desa Informasi dengan data valid melalui SID. Hasilnya, desanya kini menjadi rujukan desa-desa lain di Lombok Timur dalam mengembangkan SID.
Sumber: Kompas.-18-Desember-2017.-Hal.-16