Ini kabar bagi desa-desa se-Indonesia. Jika tahun 2017 dana desa dipatok Rp. 60 triliun, untuk anggaran dana desa 2018 bakal melesat naik Rp. 120 T, dua lipat. Dengan angka itu maka tiap desa dipastikan bakal mendapatkan guyuran dana Rp. 1 miliar lebih.
Dikutip dari Tempo.co, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menyatakan, tahun ini (2017), rata-rata desa menerima Rp. 800 juta. “ Di tahun depan rencananya bakal naik menjadi Rp. 120 triliun sehingga setiap desa bakal menerima Rp. 1 miliar lebih,” kata Eko Putro dalam dialog dengan kepala desa dan lurah se-Kabupaten Malang dan Kota Batu di Universitas Islam Malang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Dengan demikian, lanjut Menteri, dana desa yang digelontorkan pemerintah dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada 2015, sebesar Rp 20,76 dikucurkan pemerintah ke seluruh desa dengan rata-rata penerimaan desa Rp. 280,3 juta. Tahun 2016 dana desa meningkat menjadi Rp 46,98 triliun dan setiap desa menerima dana sebesar Rp 643,6 juta. Lalu tahun 2017 naik lagi menjadi Rp. 60 triliun.
Baca Juga Awas, Lima Lubang Maut Penggunaan Dana Desa
Menteri menyatakan, kucuran dana desa telah terbuktimampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan banyak lapangan kerja di desa-desa. Data statistik mencatat pada 2016, dana desa berkontribusi sebesar 0,9 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB), penyumbang 0,04 persen dalam pertumbuhan ekonomi nasional, serta menyerap tenaga kerja hingga mencapai 2,34 juta jiwa.
Untuk meningkatkan pencapaian itu, tahun 2017 Kementerian Desa menetapkan empat prioritas pembangunan desa sekaligus pemanfaatan dana desa yakni desa harus menemukan produk unggulannya. Kedua adalah pembentukan dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang digadang bakal menjadi mesin penggerak ekonomi rakyat. Hingga saat ini data kementerian menyebut telah berdiri sebanyak 18.466 unit.
Program prioritas lainnya adalah pembangunan embung desa. Embung desa menjadi prioritas karena sebagian besar desa di negeri ini berbasis pertanian sehingga embung bisa menjadi penampung air yang sangat dibutuhkan dalam mengembangkan produktivitas pertanian.
Program terakhir adalah pembangunan sarana olah raga. Bekerja sama dengan Kementerian Olah Raga, pembangunan sarana olah raga menjadi fokus yang diharapkan bakal meningkatkan produktivitas warga desa. Olah raga selain mendorong mental sportivitas yang bakal memicu semangat kompetisi sehat juga menjadi sarana meningkatkan kesehatan masyarakat.
Bagi warga pedesaan ketersediaan sarana olah raga juga mampu menciptakan fungsi refreshing bagi warga desa. Soalnya olah raga memiliki karakter yang menghibur siapa saja. (aryadji/berdesa)
dikutip dari : http://www.berdesa.com