Mataram (Suara NTB) – Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) menyampaikan apresiasi yang tulus dan penghargaan yang setinggi tingginya diiringi terima kasih dan doa atas ikhtiar dan kerja keras dari semua pihak dalam ikut memperjuangkan agar TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau lebih dikenal Maulanasyeikh mendapatkan gelar pahlawan nasional.
Terkait dengan informasi bahwa Maulanasyeikh, kini telah masuk nominasi 5 tokoh pejuang nasional yang akan mendapat gelar pahlawan nasional yang akan diumumkan secara resmi oleh pemerintah tanggal 10 November 2017 bertepatan dengan Peringatan Hari Pahlawan tahun ini, Gubernur TGB yang juga cucu Maulanasyeikh menyatakan bersyukur dan berterima kasih. Menurut TGB, memperjuangkan untuk meraih gelar pahlawan nasional bukanlah pekerjaan sederhana, tetapi cukup berat dan berliku.
‘’Saya pikir ini adalah bentuk kerja dan ikhtiar dari semua pihak. Dan perjuangan ini tidaklah sederhana tetapi berat dan cukup berliku,’’ ujarnya. Namun karena masyarakat memberikan dukungan dan doa maka pengusulan ini bisa rampung dan hasilnya baik.
Pemberian gelar pahlawan nasional kepada TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tentunya menegaskan keterlibatan para ulama dalam memperjuangkan dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekaligus juga memperlihatkan keterlibatan tokoh-tokoh NTB.
Namun, tak banyak orang tahu bagaimana perjuangan masyarakat, terutama para keluarga besar Maulanasyeikh yang saling bahu membahu melengkapi berbagai dokumen dan data yang dibutuhkan, dalam upaya pengusulan gelar kepahlawanan bagi Tuan Guru Pancor yang telah banyak berbuat untuk bangsa ini.
Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, H.Ahsanul Khalik menjelaskan bahwa setelah pengusulan pertama oleh Kementerian Sosial melalui TP2GP, pihaknya diminta untuk melengkapi berbagai kekurangan yang ada dalam pengusulan. Ditambah begitu banyaknya tahapan dan proses yang harus dilalui dan dilakukan.
Untuk mengetahui kronologi tersebut, secara umum pengusulan gelar kepahlawanan dibagi menjadi tiga tahapan. Pertama, gagasan pemberian gelar ini muncul pertama kali dari keluarga besar yang kemudian mendapat dukungan dari banyak pihak masyarakat NTB. Termasuk semua organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan NU serta organisasi lainnya. Juga perguruan tinggi seperti Unram dan UIN Mataram serta perguruan tinggi swasta lainnya.
Dalam pengusulan kali ini semua bupati/walikota juga memberikan dukungannya dalam bentuk surat pernyataan resmi yang seluruh dukungan tersebut menjadi satu kesatuan dalam dokumen usulan.
Kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan penggalian dari berbagai sumber. Mulai dari kalangan internal Nahdlatul Wathon, para sahabat Maulanasyeikh, para santri dan tokoh-tokoh di luar NW. Semua rata-rata menyampaikan bahwa almarhum TGKH Zainuddin Abdul Madjid kalau dilihat dari jasa jasanya, baik saat memperjuangkan kemerdekaan, maupun jasa jasanya dalam menyatukan umat Islam untuk menerima ideologi negara Pancasila yang memperlihatkan semangat kebangsaan dan ke-Islaman berjalan seiring sejalan, maka sangat layak mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.
Setelah ini berjalan bersama berbagai pihak lainnya Pemprov NTB melalui Dinas Sosial melakukan kajian-kajian mulai dari diskusi, seminar dan penelusuran berbagai dokumen baik di perpustakaan dan arsip nasional atau pun di MUI pusat dan bahkan sampai Makassar dan Sumatera.
Kedua, ide ini kemudian diperkuat dengan membentuk Tim Pengkajian yang terdiri dari tiga tim, yakni tim pertama, melakukan kajian dan pembuatan naskah akademik dalam bidang perjuangan kebangsaan. Tim kedua melakukan kajian dan pembuatan naskah akademik dalam bidang pendidikan tim ketiga melakukan kajian, dan pembuatan naskah akademik tentang karya-karya Maulanasyeikh maupun karya orang lain tentang Maulanasyeikh. Semua ini melalui proses yang tidak mudah karena juga harus melibatkan banyak pihak untuk mendapat hasil kajian berdasarkan fakta-fakta, dokumen dan sumber yang ada.
Tim ketiga melakukan kajian, dan pembuatan naskah akademik tentang karya-karya Maulanasyeikh maupun karya orang lain tentang Maulanasyeikh, dan semua ini melalui proses yang tidak mudah. Karena juga harus melibatkan banyak pihak untuk mendapat hasil kajian berdasarkan fakta-fakta, dokumen dan sumber yang validitasnya harus teruji.
Dalam tim ini juga terlibat para akademisi, tokoh agama dan tokoh masyarakat, bahkan dari Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama mengambil peran aktif secara langsung dan tidak langsung dalam tim, maupun memperjuangkan gelar Pahlawan Nasional bagi Maulanasyeikh.
Ketiga, ide ini kemudian diperkuat dengan seminar nasional pada tanggal 5 April 2017 di Universitas Negeri Jakarta menghadirkan narasumber yang merupakan para ahli sejarah dari sejumlah Perguruan Tinggi terkemuka dari seluruh Indonesia. Seminar tersebut dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI, H. Jusuf Kalla dan dihadiri oleh tokoh-tokoh NTB baik yang ada di daerah ataupun di luar daerah dan Jakarta.
Diantaranya Hamdan Zoelva, Fahri Hamzah, Prof. Farouq, Harun Al-Rasyid dan hadir pula tokoh-tokoh NTB dari daerah baik itu dari Bima, Dompu, Sumbawa dan Lombok. Seminar ini semakin memperkaya khazanah keilmuan dan keahlian secara akademis tentang bagaimana perjuangan Maulanasyeikh yang dibahas tuntas oleh para Guru Besar Sejarah seperti Prof Taufik Abdullah sejarawan LIPI, Prof Djoko Suryo Guru Besar UGM, dan Prof Hariyono Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Malang.
Setelah proses ini dapat dilaksanakan dan dilalui dengan baik, maka ditindaklanjuti pada proses pengusulan oleh Pemprov melalui Dinas Sosial Provinsi NTB setelah melalui pembahasan dari TP2GD kepada Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial RI. Selanjutnya dibahas oleh TP2GP kemudian diproses oleh Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan yang selanjutnya dikirim Ke Presiden. Semoga atas dukungan dan ikhtiar sungguh sungguh dari seluruh masyarakat NTB diiringi doa dan permohonan kepada Allah SWT, akan terkabulkan dengan hasil yang terbaik. (*)
Dikutip : http://www.suarantb.com/news/2017/10/28/247747/TGB.Apresiasi.Ikhtiar.Semua.Pihak.Perjuangkan.Maulanasyeikh.Jadi.Pahlawan.Nasional